Tahun 2011 lalu menjadi masa yang menggembirakan industri periklanan. Tanpa adanya agenda khusus, belanja iklan mengalami pertumbuhan menggembirakan. Dari target Rp70 triliun, realisasi belanja iklan bisa tercapai Rp80,2 triliun.
"Sangat menggembirakan karena di 2011 tanpa ada trigger khusus tapi tetap tinggi," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Jatim, Mufid Wahyudi. Ditemui di Surabaya, Jumat (06/01) Mufid mengatakan dari total belanja iklan nasional sebesar Rp80,2 triliun, Jatim berkontribusi sebesar 30% atau sekitar Rp24 triliun.
Dari total belanja iklan nasional, telekomunikasi masih memegang peringkat pertama. Di posisi kedua, yaitu pemerintahan seperti misalnya beberapa kementerian dan pemerintah daerah yang membuat iklan baik iklan layanan masyarakat maupun promosi pariwisata daerahnya. Selain itu yang belanja iklannya juga besar adalah perawatan rambut.
"Perawatan rambut sebenarnya masuk kategori customer goods, tidak tahu kenapa banyak perusahaan yang mengalokasikan belanja iklan dibandingkan produk-produk mereka lainnya," terang Mufid.
Sementara itu dilihat dari jenis medianya, televisi masih menjadi pilihan utama pengiklan. Komposisi iklan di TV masih 60% dan berikutnya yaitu koran sebesar 30%. Kemudian baru majalah dan tabloid sebesar 2,7%, radio hanya sekitar 0,2% dan sisanya lebih kecil terbagi antara digital media dan media luar ruang. Meskipun komposisinya masih sangat kecil, digital media termasuk media online pertumbuhannya sangat tinggi bisa lebih dari 100%.
by: centroone
:capedes
"Sangat menggembirakan karena di 2011 tanpa ada trigger khusus tapi tetap tinggi," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Jatim, Mufid Wahyudi. Ditemui di Surabaya, Jumat (06/01) Mufid mengatakan dari total belanja iklan nasional sebesar Rp80,2 triliun, Jatim berkontribusi sebesar 30% atau sekitar Rp24 triliun.
Dari total belanja iklan nasional, telekomunikasi masih memegang peringkat pertama. Di posisi kedua, yaitu pemerintahan seperti misalnya beberapa kementerian dan pemerintah daerah yang membuat iklan baik iklan layanan masyarakat maupun promosi pariwisata daerahnya. Selain itu yang belanja iklannya juga besar adalah perawatan rambut.
"Perawatan rambut sebenarnya masuk kategori customer goods, tidak tahu kenapa banyak perusahaan yang mengalokasikan belanja iklan dibandingkan produk-produk mereka lainnya," terang Mufid.
Sementara itu dilihat dari jenis medianya, televisi masih menjadi pilihan utama pengiklan. Komposisi iklan di TV masih 60% dan berikutnya yaitu koran sebesar 30%. Kemudian baru majalah dan tabloid sebesar 2,7%, radio hanya sekitar 0,2% dan sisanya lebih kecil terbagi antara digital media dan media luar ruang. Meskipun komposisinya masih sangat kecil, digital media termasuk media online pertumbuhannya sangat tinggi bisa lebih dari 100%.
by: centroone
:capedes
kaijomaru 07 Jan, 2012
Mr. X 07 Jan, 2012
-
Source: http://ideguenews.blogspot.com/2012/01/belanja-iklan-di-jatim-capai-rp24.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar to “Belanja Iklan di Jatim Capai Rp24 Triliun”