Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
MENGUAK MITOS
KONTRIBUSI ISLAM
TERHADAP SAINS
REVIEW BUKU :
BAGAIMANA SAINS YUNANI
SAMPAI KEPADA MUSLIM?
(How Greek Science Passed to the Arabs )
(How Greek Science Passed to the Arabs )
By De Lacy O'Leary D.D.
Review :
Muslim Arab membawa pengetahuan Yunani versi Arab ke Spanyol, dari sana dibuat terjemahan ke bahasa latin dan menyebar ke seluruh Eropa. Pengetahuan Yunani telah membawa Eropa dari masa kegelapan ke jaman renaissance.
Menurut O'Leary , pengetahuan Yunani telah ada di seluruh dunia jauh sebelum dicapai oleh orang Arab, dan selama periode itu ia telah menyebar luas ke semua arah. Maka tidak mengejutkan kalau itu mencapai orang-orang Arab lebih dari satu rute. Ia datang pertama kali melalui penulis, sarjana, dan ilmuwan Kristen Syriac. Kemudian orang-orang Arab mempelajari secara langsung dari sumber Yunani aslinya dan mempelajari kembali apa yang telah mereka pelajari, mengkoreksi dan memverifikasi pengetahuan awal. Kemudian datang saluran ke dua dari transmisi tidak langsung melalui India, karya matematika dan astronomy, semuanya dikembangkan oleh sarjana India, tapi pastinya materi yang dikembangkan dari Alexandria ada pada tempat pertama. Materi ini sampai ke India melalui rute laut yang menghubungkan Alexandria dengan barat laut India. Kemudia ada juga jalur lintasan lain sampai India yang kelihatannya berawal dari kerajaan Yunani Bactria, salah satu Negara di Asia yang didirikan oleh Aleksander Agung, dan sebuah rute darat yang dibiarkan terbuka lama antara Yunani dan Asia Tengah, khususnya kota Marw, dan ini barangkali berhubungan dengan perantaraan Buddhist yang suatu waktu mempromosikan hubungan antara Barat dan Timur, meskipun Buddhism sebagai suatu agama tergeser ke Timur Jauh ketika orang-orang Arab mancapai Asia Tengah. [pages 2-3].
Bab II menjelaskan sejarah bagaimana Asia Barat termasuk dalam pengaruh Yunani.
Bab III mendiskusikan Gereja Kristen. Kutipan yang menarik ada di pasal bagian paling akhir :
Masih diperdebatkan apakah Muhammad berhutang paling banyak kepada Yahudi atau Kristen, tampaknya dia berhutang sebagian besar terhadap keduanya. Tetapi ketika kita sampai ke periode 'Abbasid ketika literature dan sains Yunani mulai masuk ke pemikiran orang Arab, tidak ada pertanyaan lagi. Warisan Yunani di teruskan oleh Gereja Kristen [page 46]. Pasal ini dengan sendirinya mengarah ke Bab IV, berjudul Nestorians. Dalam pasal ini O'Leary mediskusikan kontribusi Nestorian dalam transmisi pengetahuan Yunani kepada orang-orang Arab. Pendek kata, meskipun banyak madzhab "Nestorians" (Assyrian Church of the East –Orthodox Syriac) didirikan, termasuk madzhab Edessa, Nisibis, dan Jundi-Shapur, karya-karya Yunani diterjemahkan ke Syriac (Aram) menggunakan kurikulum. Karya-karya itu termasuk Theophania, Martyrs of Palestine, dan Ecclesiastical History by Eusebius; the Isagoge of Porphyry ( sebuah introduksi ke logika); Aristotle's Hermeneutica dan Analytica Priora; dan banyak-banyak lagi. O'Leary menyatakan :
Pada pokoknya Hibha (seorang Nestorian) memperkenalkan logika Aristotelian untuk menggambarkan dan menjelaskan pengajaran theologia dari Theodore, Mopseustia, dan logika itu tinggal secara permanent pada introduksi study theology di semua pengajaran Nestorian. Pada akhirnya logika Aristotelian, dengan kedoktean Yunani, astronomy, matematika, diteruskan kepada orang-orang Arab. [page 61]
Later, O'Leary menyatakan:
Misi-misi Nestorian berkembang ke Selatan dan mencapai Wadi l-Qura', sedikit ke Timur Laut Medina, sebuah pos terdepan Romawi yang ditinggali, bukan oleh tentara Romawi, tetapi oleh bala bantuan suku-suku Qoda. Di masa Muhammad sebagian besar dari suku ini adalah Kristen, dan seluruh wadi bertebaran biara-biara, sel-sel, dan pertapaan-pertapaan. Dari sini sebagai markas besar para rahib Nestorian mengembara ke seluruh Arabia, mengunjungi bazaar-bazar besar dan berkotbah kepada yang ingin mendengarkan mereka. Tradisi mengatakan bahwa Muhammad muda pergi ke Syria dan dekat Bostra dikenali sebagai yang ditakdirkan menjadi nabi oleh seorang rahib bernama Nestor (Ibn Sa'd, Itqan, ii, p. 367). Barangkali ini menunjuk beberapa kontak dengan rahib Nestorian. Kubu utama Kristen di Arabia adalah kota Najran, tetapi utamanya adalah Monophysite (lawan Nestorian). Apa yang disebut Ka'ba mereka (maksudnya Ka'ba di Najran bukan yang di Mekkah, kerena Ka'bah pra Islam tidak hanya satu -mm) kelihatannya adalah sebuah katedral Kristen [page 68]. Tetapi hubungan yang sangat pasti antara Nestorian dan orang Arab melalui Jundi-Shapur. O'Leary menyatakan :
Dari waktu Maraba ke depan berlanjut secara wajar penterjemahan dari karyaYunani dan dalam logka Aristotelian. [page 70]
Beberapa contoh adalah :
Maraba II, mahir dalam Philosophy, medicine, dan astronomy, dan juga belajar kebijaksanaan Persia, Yunani, Ibrani, menulis sebuah komentar (dalam Syriac) mengenai Dialektika Aristoteles.
Shem'on of Beth Garmai menterjemahkan Eusebius' Ecclesiastical History.
Henan-isho' II, Catholicos (Patriach) dari 686 ke 701, menyusun komentar (kembali dalam Syriac) pada Analitika Aristoteles.
Awalnya didirikan sebagai kamp tahanan, Jundi-Shapur mempunyai penduduk yang berbahasa Yunani, Syriac, dan Persia. Tetapi dalam berjalannya waktu semua bimbingan akademis di atur dalam bahasa Syriac [page 71].Ini menarik kerena meskipun orang Jundi-Shapur berbicara bahasa Khuzistan, yang adalah bukan Syriac, Ibrani atau Parsi, bahasa yang digunakan di kelas adalah Syriac," jelaslah dari fakta itu terjemahan ke Syriac dibuat untuk keperluan kuliah.
Akhirnya, O'Leary menyatakan dalam penutupan Bab III :
Ketika Bagdad didirikan pada tahun 762 khalifah dan istananya menjadi tetangga dekat dari Jundi-Shapur, dan segera istana yang menyetujui beberapa toleransi mulai menarik dokter-dokter dan guru-guru Nestorian dari akademi, dan dalam hal ini menteri Harun ar-Rashid Ja'far Ibn Barmak agen pertama, bekerja dengan seluruh kekuatan untuk mengintroduksi sains Yunani di antara orang-orang nya Khalifah, orang-orang Arab dan Persia. Sikap kuat pro Yunaninya kelihatannya berasal dari Marw, dimana keluarganya tinggal sesudah pindah dari Balkh, dan usahanya dia dibantu oleh Jibra'il dari keluarga Bukhtyishu' (keluarga Assyrian terkenal yang memproduksi 9 generasi dokter-dokter ) dan para penerusnya dari Jundi-Shapur. Dus warisan sains Yunani Nestorian lewat dari Edessa and Nisibis, melalui Jundi-Shapur, ke Baghdad. . [page 72].
Bab IV mendiskusikan Monofisit (Jacobite atau Syrian –bukan Syriac- Orthodox Church). Sejarah Monofisit secara mendetail di kupas. Salah satu penterjemah monofist adalah Sergius dari Rashayn [page 83]. Yang lain adalah Ya'qub of Surug, Aksenaya (Philoxenos), lulusan madzhab Edessa, Mara, bishop of Amid.
Bab VII dan VIII mendiskusikan pengaruh India lewat rute laut dan darat, meskipun sedikit dibandingkan dengan kontribusi Nestorian dan Monofisit. Dalam kaitannya dengan Buddhist di bicarakan dalam Bab IX.
Bab X dan XI adalah berkenaan dengan sejarah dan sedikit mengenai bagaimana pengetahuan Yunani disebarkan ke orang-orang Arab.
Bab XII mendiskusikan berbagai penterjemah-penterjemah mula-mula. Ini termasuk :
Abu Mahammad Ibn al-Muqaffa', seorang Persia yang pindah ke Islam, meskipun banyak yang percaya konversi-nya (perpindahan agamanya) tidak tulus. Dia menterjemahkan dari Persia kuno ke bahasa Arab Kalilag wa-Dimnag, yang merupakan sebuah terjemahan hasil karya seorang Buddhist yang dibawa kembali dari India (bersama dengan permainan catur) oleh Assyrian Budh.
Al-Hajjaj Ibn Yusuf Ibn Matar Al-Hasib, seorang Arab, diketahui dari namanya yang menterjemahkan Almagest dan Euclid's Elements.
'Abd al-Masih Ibn 'Aballah Wa'ima al-Himse, juga seorang Assyrian, yang menterjemahkan Theology Aristoteles.
Abu Yahya al-Batriq, Assyrian yang lain, yang menterjemahkan Ptolemy's Tetrabiblos.
Jibra'il II, anak Bukhtyishu' II, dari kalangan keluarga medis terkemuka Assyrian .
Abu Zakariah Yahya Ibn Masawaih, seorang Nestorian Assyrian. Dia mengarang sebuah text book mengenai Ophthalmology, Daghal al-'ayn (Penyakit Mata).
Hunayn Ibn Ishaq, seorang Assyrian, anak seorang apoteker Nestorian, yang merupakan penterjemah terkemuka pada masanya; O'Leary menyatakan: Banyak penterjemah dari generasi berikutnya menerima training dari Hunayn atau muridnya, maka dia berdiri sebagai penterjemah "leader", meskipun beberapa dari versinya kemudian direvisi oleh penulis kemudian. Kurikulum komplit dari sekolah kedokteran Alexandria dengan begitu tersedia bagi mahasiswa Arab. Termasuk seri pilihan dari risalah Galen:
1. De sectis
2. Ars medica
3. De Pulsibus ad tirones
4. Ad Glauconem de medendi methodo
5. De ossibus ad tirones
6. De musculorum dissectione
7. De nervorum dissectione
8. De venraum arteriumque dissectione
9. De elementis secumdum Hippocratem
10. De temperamentis
11. De facultatibus naturalibus
12. De causis et symptomatibus
13. De locis affectis
14. De pulsibus (four treatises)
15. De typis (febrium)
16. De crisibus
17. De diebus decretoriis
18. Methodus medendi
[pages 166-167]
Namun untuk semua kontribusinya, Hunayn tidak selalu diperlakukan baik oleh Khalifah. Dalam suatu kejadian, Khalifah Mutawakkil memerintahkan Hunayn untuk menyiapkan racun untuk musuh Khalifah. Ketika Hunayn menolak, Khalifah melemparkan dia ke penjara. [page 168]
Anak Hunayn Ishaq juga berkontribusi, juga kemenakan laki-lakinya Hubaysh Ibn Al-Hasan. Hubaysh menterjemahkan text Hippocrates dan karya botani dari Dioscorides, "yang menjadi dasar pharmacopoeia Arab" [page 169]. Murid Hunayn yang lain adalah 'Isa Ibn Yahya Ibn Ibrahim. Tentu saja "sebagian besar ilmuwan generasi penerus adalah murid Hunayn ". [page 170].
Penterjemah yang lain termasuk :
Yusuf al-Khuri al-Qass, menterjemahkan karya yang hilang dari Archemides mengenai segitiga dari sebuah versi Syriac. Dia juga membuat sebuah Galen's De Simplicibus temperamentis et facultatibus berbahasa Arab.
Qusta Ibn Luqa al-Ba'lbakki, seorang Kristen Syria, yang menterjemahkan Hypsicles, Theodosius' Sphaerica, Heron's Mechanics, Autolycus Theophrastus' Meteora, Galen's catalog of his books, John Philoponus on the Phsyics of Aristotle dan beberapa karya lain. Dia juga merevisi terjemahan Euclid yang sudah ada.
Abu Bishr Matta Ibn Yunus al-Qanna'i, yang menterjemahkan Aristotle's Poetica
Abu Zakariya Yahya Ibn 'Adi al-Mantiqi, seorang monofisit, yang menterjemahkan karya medis dan logis, termasuk Prolegomena Ammonius.
Untuk ini mungkin ditambahkan Al-Hunayn Ibn Ibrahim Ibn al-Hasan Ibn Khurshid at-Tabari an-Natili, dan seorang monofisit Abu 'Ali 'Isa Ibn Ishaq Ibn Zer'a.
Kesimpulan yang jelas yang dapat ditarik dari buku O'Leary adalah bahwa Assyrian (non Muslim ) memegang peranan yang penting dalam membentuk dunia Islam via kumpulan pengetahuan Yunani.
Muslim Arab membawa pengetahuan Yunani versi Arab ke Spanyol, dari sana dibuat terjemahan ke bahasa latin dan menyebar ke seluruh Eropa. Pengetahuan Yunani telah membawa Eropa dari masa kegelapan ke jaman renaissance.
Menurut O'Leary , pengetahuan Yunani telah ada di seluruh dunia jauh sebelum dicapai oleh orang Arab, dan selama periode itu ia telah menyebar luas ke semua arah. Maka tidak mengejutkan kalau itu mencapai orang-orang Arab lebih dari satu rute. Ia datang pertama kali melalui penulis, sarjana, dan ilmuwan Kristen Syriac. Kemudian orang-orang Arab mempelajari secara langsung dari sumber Yunani aslinya dan mempelajari kembali apa yang telah mereka pelajari, mengkoreksi dan memverifikasi pengetahuan awal. Kemudian datang saluran ke dua dari transmisi tidak langsung melalui India, karya matematika dan astronomy, semuanya dikembangkan oleh sarjana India, tapi pastinya materi yang dikembangkan dari Alexandria ada pada tempat pertama. Materi ini sampai ke India melalui rute laut yang menghubungkan Alexandria dengan barat laut India. Kemudia ada juga jalur lintasan lain sampai India yang kelihatannya berawal dari kerajaan Yunani Bactria, salah satu Negara di Asia yang didirikan oleh Aleksander Agung, dan sebuah rute darat yang dibiarkan terbuka lama antara Yunani dan Asia Tengah, khususnya kota Marw, dan ini barangkali berhubungan dengan perantaraan Buddhist yang suatu waktu mempromosikan hubungan antara Barat dan Timur, meskipun Buddhism sebagai suatu agama tergeser ke Timur Jauh ketika orang-orang Arab mancapai Asia Tengah. [pages 2-3].
Bab II menjelaskan sejarah bagaimana Asia Barat termasuk dalam pengaruh Yunani.
Bab III mendiskusikan Gereja Kristen. Kutipan yang menarik ada di pasal bagian paling akhir :
Masih diperdebatkan apakah Muhammad berhutang paling banyak kepada Yahudi atau Kristen, tampaknya dia berhutang sebagian besar terhadap keduanya. Tetapi ketika kita sampai ke periode 'Abbasid ketika literature dan sains Yunani mulai masuk ke pemikiran orang Arab, tidak ada pertanyaan lagi. Warisan Yunani di teruskan oleh Gereja Kristen [page 46]. Pasal ini dengan sendirinya mengarah ke Bab IV, berjudul Nestorians. Dalam pasal ini O'Leary mediskusikan kontribusi Nestorian dalam transmisi pengetahuan Yunani kepada orang-orang Arab. Pendek kata, meskipun banyak madzhab "Nestorians" (Assyrian Church of the East –Orthodox Syriac) didirikan, termasuk madzhab Edessa, Nisibis, dan Jundi-Shapur, karya-karya Yunani diterjemahkan ke Syriac (Aram) menggunakan kurikulum. Karya-karya itu termasuk Theophania, Martyrs of Palestine, dan Ecclesiastical History by Eusebius; the Isagoge of Porphyry ( sebuah introduksi ke logika); Aristotle's Hermeneutica dan Analytica Priora; dan banyak-banyak lagi. O'Leary menyatakan :
Pada pokoknya Hibha (seorang Nestorian) memperkenalkan logika Aristotelian untuk menggambarkan dan menjelaskan pengajaran theologia dari Theodore, Mopseustia, dan logika itu tinggal secara permanent pada introduksi study theology di semua pengajaran Nestorian. Pada akhirnya logika Aristotelian, dengan kedoktean Yunani, astronomy, matematika, diteruskan kepada orang-orang Arab. [page 61]
Later, O'Leary menyatakan:
Misi-misi Nestorian berkembang ke Selatan dan mencapai Wadi l-Qura', sedikit ke Timur Laut Medina, sebuah pos terdepan Romawi yang ditinggali, bukan oleh tentara Romawi, tetapi oleh bala bantuan suku-suku Qoda. Di masa Muhammad sebagian besar dari suku ini adalah Kristen, dan seluruh wadi bertebaran biara-biara, sel-sel, dan pertapaan-pertapaan. Dari sini sebagai markas besar para rahib Nestorian mengembara ke seluruh Arabia, mengunjungi bazaar-bazar besar dan berkotbah kepada yang ingin mendengarkan mereka. Tradisi mengatakan bahwa Muhammad muda pergi ke Syria dan dekat Bostra dikenali sebagai yang ditakdirkan menjadi nabi oleh seorang rahib bernama Nestor (Ibn Sa'd, Itqan, ii, p. 367). Barangkali ini menunjuk beberapa kontak dengan rahib Nestorian. Kubu utama Kristen di Arabia adalah kota Najran, tetapi utamanya adalah Monophysite (lawan Nestorian). Apa yang disebut Ka'ba mereka (maksudnya Ka'ba di Najran bukan yang di Mekkah, kerena Ka'bah pra Islam tidak hanya satu -mm) kelihatannya adalah sebuah katedral Kristen [page 68]. Tetapi hubungan yang sangat pasti antara Nestorian dan orang Arab melalui Jundi-Shapur. O'Leary menyatakan :
Dari waktu Maraba ke depan berlanjut secara wajar penterjemahan dari karyaYunani dan dalam logka Aristotelian. [page 70]
Beberapa contoh adalah :
Maraba II, mahir dalam Philosophy, medicine, dan astronomy, dan juga belajar kebijaksanaan Persia, Yunani, Ibrani, menulis sebuah komentar (dalam Syriac) mengenai Dialektika Aristoteles.
Shem'on of Beth Garmai menterjemahkan Eusebius' Ecclesiastical History.
Henan-isho' II, Catholicos (Patriach) dari 686 ke 701, menyusun komentar (kembali dalam Syriac) pada Analitika Aristoteles.
Awalnya didirikan sebagai kamp tahanan, Jundi-Shapur mempunyai penduduk yang berbahasa Yunani, Syriac, dan Persia. Tetapi dalam berjalannya waktu semua bimbingan akademis di atur dalam bahasa Syriac [page 71].Ini menarik kerena meskipun orang Jundi-Shapur berbicara bahasa Khuzistan, yang adalah bukan Syriac, Ibrani atau Parsi, bahasa yang digunakan di kelas adalah Syriac," jelaslah dari fakta itu terjemahan ke Syriac dibuat untuk keperluan kuliah.
Akhirnya, O'Leary menyatakan dalam penutupan Bab III :
Ketika Bagdad didirikan pada tahun 762 khalifah dan istananya menjadi tetangga dekat dari Jundi-Shapur, dan segera istana yang menyetujui beberapa toleransi mulai menarik dokter-dokter dan guru-guru Nestorian dari akademi, dan dalam hal ini menteri Harun ar-Rashid Ja'far Ibn Barmak agen pertama, bekerja dengan seluruh kekuatan untuk mengintroduksi sains Yunani di antara orang-orang nya Khalifah, orang-orang Arab dan Persia. Sikap kuat pro Yunaninya kelihatannya berasal dari Marw, dimana keluarganya tinggal sesudah pindah dari Balkh, dan usahanya dia dibantu oleh Jibra'il dari keluarga Bukhtyishu' (keluarga Assyrian terkenal yang memproduksi 9 generasi dokter-dokter ) dan para penerusnya dari Jundi-Shapur. Dus warisan sains Yunani Nestorian lewat dari Edessa and Nisibis, melalui Jundi-Shapur, ke Baghdad. . [page 72].
Bab IV mendiskusikan Monofisit (Jacobite atau Syrian –bukan Syriac- Orthodox Church). Sejarah Monofisit secara mendetail di kupas. Salah satu penterjemah monofist adalah Sergius dari Rashayn [page 83]. Yang lain adalah Ya'qub of Surug, Aksenaya (Philoxenos), lulusan madzhab Edessa, Mara, bishop of Amid.
Bab VII dan VIII mendiskusikan pengaruh India lewat rute laut dan darat, meskipun sedikit dibandingkan dengan kontribusi Nestorian dan Monofisit. Dalam kaitannya dengan Buddhist di bicarakan dalam Bab IX.
Bab X dan XI adalah berkenaan dengan sejarah dan sedikit mengenai bagaimana pengetahuan Yunani disebarkan ke orang-orang Arab.
Bab XII mendiskusikan berbagai penterjemah-penterjemah mula-mula. Ini termasuk :
Abu Mahammad Ibn al-Muqaffa', seorang Persia yang pindah ke Islam, meskipun banyak yang percaya konversi-nya (perpindahan agamanya) tidak tulus. Dia menterjemahkan dari Persia kuno ke bahasa Arab Kalilag wa-Dimnag, yang merupakan sebuah terjemahan hasil karya seorang Buddhist yang dibawa kembali dari India (bersama dengan permainan catur) oleh Assyrian Budh.
Al-Hajjaj Ibn Yusuf Ibn Matar Al-Hasib, seorang Arab, diketahui dari namanya yang menterjemahkan Almagest dan Euclid's Elements.
'Abd al-Masih Ibn 'Aballah Wa'ima al-Himse, juga seorang Assyrian, yang menterjemahkan Theology Aristoteles.
Abu Yahya al-Batriq, Assyrian yang lain, yang menterjemahkan Ptolemy's Tetrabiblos.
Jibra'il II, anak Bukhtyishu' II, dari kalangan keluarga medis terkemuka Assyrian .
Abu Zakariah Yahya Ibn Masawaih, seorang Nestorian Assyrian. Dia mengarang sebuah text book mengenai Ophthalmology, Daghal al-'ayn (Penyakit Mata).
Hunayn Ibn Ishaq, seorang Assyrian, anak seorang apoteker Nestorian, yang merupakan penterjemah terkemuka pada masanya; O'Leary menyatakan: Banyak penterjemah dari generasi berikutnya menerima training dari Hunayn atau muridnya, maka dia berdiri sebagai penterjemah "leader", meskipun beberapa dari versinya kemudian direvisi oleh penulis kemudian. Kurikulum komplit dari sekolah kedokteran Alexandria dengan begitu tersedia bagi mahasiswa Arab. Termasuk seri pilihan dari risalah Galen:
1. De sectis
2. Ars medica
3. De Pulsibus ad tirones
4. Ad Glauconem de medendi methodo
5. De ossibus ad tirones
6. De musculorum dissectione
7. De nervorum dissectione
8. De venraum arteriumque dissectione
9. De elementis secumdum Hippocratem
10. De temperamentis
11. De facultatibus naturalibus
12. De causis et symptomatibus
13. De locis affectis
14. De pulsibus (four treatises)
15. De typis (febrium)
16. De crisibus
17. De diebus decretoriis
18. Methodus medendi
[pages 166-167]
Namun untuk semua kontribusinya, Hunayn tidak selalu diperlakukan baik oleh Khalifah. Dalam suatu kejadian, Khalifah Mutawakkil memerintahkan Hunayn untuk menyiapkan racun untuk musuh Khalifah. Ketika Hunayn menolak, Khalifah melemparkan dia ke penjara. [page 168]
Anak Hunayn Ishaq juga berkontribusi, juga kemenakan laki-lakinya Hubaysh Ibn Al-Hasan. Hubaysh menterjemahkan text Hippocrates dan karya botani dari Dioscorides, "yang menjadi dasar pharmacopoeia Arab" [page 169]. Murid Hunayn yang lain adalah 'Isa Ibn Yahya Ibn Ibrahim. Tentu saja "sebagian besar ilmuwan generasi penerus adalah murid Hunayn ". [page 170].
Penterjemah yang lain termasuk :
Yusuf al-Khuri al-Qass, menterjemahkan karya yang hilang dari Archemides mengenai segitiga dari sebuah versi Syriac. Dia juga membuat sebuah Galen's De Simplicibus temperamentis et facultatibus berbahasa Arab.
Qusta Ibn Luqa al-Ba'lbakki, seorang Kristen Syria, yang menterjemahkan Hypsicles, Theodosius' Sphaerica, Heron's Mechanics, Autolycus Theophrastus' Meteora, Galen's catalog of his books, John Philoponus on the Phsyics of Aristotle dan beberapa karya lain. Dia juga merevisi terjemahan Euclid yang sudah ada.
Abu Bishr Matta Ibn Yunus al-Qanna'i, yang menterjemahkan Aristotle's Poetica
Abu Zakariya Yahya Ibn 'Adi al-Mantiqi, seorang monofisit, yang menterjemahkan karya medis dan logis, termasuk Prolegomena Ammonius.
Untuk ini mungkin ditambahkan Al-Hunayn Ibn Ibrahim Ibn al-Hasan Ibn Khurshid at-Tabari an-Natili, dan seorang monofisit Abu 'Ali 'Isa Ibn Ishaq Ibn Zer'a.
Kesimpulan yang jelas yang dapat ditarik dari buku O'Leary adalah bahwa Assyrian (non Muslim ) memegang peranan yang penting dalam membentuk dunia Islam via kumpulan pengetahuan Yunani.
=====================
First published in Great Britain in 1949, by Routledge & Kegan Paul Ltd. Reprinted three times. This edition first published in 1979 by Routledge & Kegan Paul Ltd. 39 Store Street, London WC1E7DD,
Broadway House, Newtown Road, Henley-on-Thames, Oxon RG91EN and 9 Park Street, Boston, Mass. 02108, USA. Printed in Great Britain by Caledonian Graphics Cumbernauld, Scotland.
ISBN 0 7100 1903 3
Assyrian International News Agency - Books Online
Review ini disalin dari aina.org
Table of Contents
I Introduction
II Helenism in Asia
1. Hellenization of Syria
2. The Frontier Provinces
3. Foundation of Jundi-Shapur
4. Diocletian and Constantine
III The Legacy of Greece
1. Alexandrian Science
2. Philosophy
3. Greek Mathematicians
4. Greek Medicine
IV Christianity as a Hellenizing Force
1. Hellenistic Atmosphere of Christianity
2. Expansion of Christianity
3. Ecclesiastical Organization
V The Nestorians
1. First School of Nisibis
2. School of Edessa
3. Nestorian Schism
4. Dark Period of the Nestorian Church
5. The Nestorian Reformation
VI The Monophysites
1. Beginning of Monophysitism
2. The Monophysite Schism
3. Persecution of the Monophysites
4. Organization of the Monophysite Church
5. Persian Monophysites
VII Indian Influence, I: The Sea Route
1. The Sea Route to India
2. Alexandrian Science in India
VIII Indian Influence, I: The Sea Route
1. Bactria
2. The Road Through Marw
IX Buddhism as a Possible Medium
1. Rise of Buddhism
2. Did Buddhism Spread West?
3. Buddhist Bactria
4. Ibrahim Ibn Adam
X The Khalifate of Damascus
1. Arab Conquest of Syria
2. The Family of Sergius
3. The Camp Cities
XI The Khalifate of Baghdad
1. The 'Abbasid Revolution
2. The Foundation of Baghdad
XII Translation Into Arabic
1. The First Translators
2. Hunayn Ibn Ishaq
3. Other Translators
4. Thabit Ibn Qurra
XIII The Arab Philosophers
sourceBroadway House, Newtown Road, Henley-on-Thames, Oxon RG91EN and 9 Park Street, Boston, Mass. 02108, USA. Printed in Great Britain by Caledonian Graphics Cumbernauld, Scotland.
ISBN 0 7100 1903 3
Assyrian International News Agency - Books Online
Review ini disalin dari aina.org
Table of Contents
I Introduction
II Helenism in Asia
1. Hellenization of Syria
2. The Frontier Provinces
3. Foundation of Jundi-Shapur
4. Diocletian and Constantine
III The Legacy of Greece
1. Alexandrian Science
2. Philosophy
3. Greek Mathematicians
4. Greek Medicine
IV Christianity as a Hellenizing Force
1. Hellenistic Atmosphere of Christianity
2. Expansion of Christianity
3. Ecclesiastical Organization
V The Nestorians
1. First School of Nisibis
2. School of Edessa
3. Nestorian Schism
4. Dark Period of the Nestorian Church
5. The Nestorian Reformation
VI The Monophysites
1. Beginning of Monophysitism
2. The Monophysite Schism
3. Persecution of the Monophysites
4. Organization of the Monophysite Church
5. Persian Monophysites
VII Indian Influence, I: The Sea Route
1. The Sea Route to India
2. Alexandrian Science in India
VIII Indian Influence, I: The Sea Route
1. Bactria
2. The Road Through Marw
IX Buddhism as a Possible Medium
1. Rise of Buddhism
2. Did Buddhism Spread West?
3. Buddhist Bactria
4. Ibrahim Ibn Adam
X The Khalifate of Damascus
1. Arab Conquest of Syria
2. The Family of Sergius
3. The Camp Cities
XI The Khalifate of Baghdad
1. The 'Abbasid Revolution
2. The Foundation of Baghdad
XII Translation Into Arabic
1. The First Translators
2. Hunayn Ibn Ishaq
3. Other Translators
4. Thabit Ibn Qurra
XIII The Arab Philosophers
--
Source: http://krisnahomerecord.blogspot.com/2011/06/menguak-mitos-kontribusi-islam-terhadap.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar to “MENGUAK MITOS KONTRIBUSI ISLAM TERHADAP SAINS”