Suatu hari di bulan Juni tahun 1936, seorang pekerja konstruksi pembangunan rel kereta api di kota Baghdad membuat galian untuk proyek tersebut. Dalam proses penggalian, pekerja itu menemukan bendar mirip gerabah berbentuk berbentuk lonjong yang bagian puncaknya dilengkapi penutup. Benda aneh ini kemudian disimpan untuk diteliti.
Dua tahun kemudian, yakni pada tahun 1938, seorang arkeolog Jerman, Dr Wilhelm Konig berhasil mengidentifikasi benda tersebut. Berdasar penelusurannya, seperti ditulis allaboutbatteries.com, benda itu saat ditemukan berumur sekitar 2000 tahun. Dia memperkirakan, benda kuno tersebut berasal dari era 190-an tahun sebelum masehi.
Dari bentuk yang terlihat, Wilhelm meyakini bahwa benda itu adalah baterai yang dibuat bangsa Parthia yang tinggal di dekat Sungai Tigris. Saat ini, wilayah yang dulu mereka tinggali sudah berubah menjadi kota Baghdad. Wilhelm meyakini bahwa benda tersebut merupakan baterai generasi pertama yang dibuat manusia.
Untuk meyakinkan temuannya, dia kemudian melakukan pengujian dengan metode tertentu. Hasilnya, benda berukuran panjang 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm ini mampu menghasilkan arus listrik 1,5 volt hingga 2 volt. Temuan ini lantas membuka pertanyaan, teknologi apakah yang saat itu dikembangkan sehingga manusia perlu arus listrik dengan membuat baterai?
Seiring dengan perkembangan sejarah manusia, teknologi baterai juga terus bergerak maju. Pada tahun 1747, Sir William Watson, di Inggris mendemonstrasikan perpindahan arus listrik menggunakan kabel. Ini mengilhami terciptanya materai modern.
Insipirasi ini terus dikembangkan oleh para ahli. Pada tahun 1786, Luigi Galvani berhasil membuat konsep baterai yang lebih sempurna, namun dia tidak berhasil mewujudkannya dalam bentuk nyata. Barulah pada tahun 1800 Alessandro Volta mempublikasikan secara rinci tentang baterai. Dalam konsep ini, baterai terbuat dari batang perang, dilapisi kertas atau kain yang direndam garam, juga zinc (seng).
Para ahli terus tertantang untuk menyempurnakan baterai. Antara tahun 1898 hingga 1908, Thomas Edison membuat baterai alkaline dengan bahan besi sebagai kutub negatif dan nikel oksida sebagai kutub positif. Baterai Edison ini kemudian banyak digunakan untuk keperluan industri. Baterai ini bisa diisi ulang dan punya daya tahan lebih panjang dengan kekuatan 1-1,35 volt.
Setelah itu, teknologi baterai terus berkembang. Tidak hanya dari sisi daya tahan, baterai juga dikembangkan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada baterai yang berukuran besar berbentuk bulan, ada juga baterai kotak, dan sebagainya. Benda ini tetap diperlukan meski listrik kemudian dikembangkan melalui jaringan kabel berskala besar. [sumber]
RATIZON 21 Mar, 2012
-
Source: http://99ratiz.blogspot.com/2012/03/baghdad-menjadi-kota-kelahirannya.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Oleh www.i-dus.com 21 Mar, 2012
-
Source: http://www.i-dus.com/2012/03/baghdad-menjadi-kota-kelahirannya.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar to “BAGHDAD MENJADI KOTA KELAHIRANNYA BATERAI”