Pembangunan jalan bawah tanah di kawasan Simpang Dewa Ruci, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, masih terkendala lahan.
Jika tetap ditargetkan untuk melancarkan kegiatan Asia Pasific Economic Cooperation Summit pada November 2013, proses pembebasan lahan ini harus selesai paling lambat Oktober 2011.
“Pembangunan fisik berlangsung selama 18 bulan. Jadi kalau dimulai Oktober 2011, proyek ini diperkirakan akan selesai April 2013,” kata Ketua Panitia Pengadaan Tanah Jalan Bawah Tanah Dewa Ruci Ida Bagus Yoga Segara, Rabu (14/9/2011) di Kuta.
Proyek ini membutuhkan dana sekitar Rp 280 miliar dari pemerintah pusat.
Padahal negosiasi ganti rugi pembebasan lahan baru dimulai di Kantor Camat Kuta, Rabu siang. Dari 29 pemilik lahan yang terimbas proyek itu, baru tiga pemilik lahan yang mengikuti negosiasi pertama, dengan jumlah lahan total 1.015 meter persegi. Sementara total lahan yang dibutuhkan dalam proyek ini seluas 54,74 are at au sekitar 5.474 meter persegi.
Negosiasi pertama itu pun belum mencapai kesepakatan harga. Ganti rugi yang diberikan kepada pemilik lahan ditawarkan mulai dari harga Rp 700 juta per 100 meter persegi.
“Kami mendukung proyek ini, tetapi kami juga minta waktu seminggu untuk memikirkan besar ganti rugi,” kata Made Sudana, salah satu pemilik lahan.
Yoga mengakui, proses negosiasi ini tidak mudah dan akan membutuhkan waktu lama. Oleh karena itu, pihaknya segera mempercepat jadwal negosiasi dengan pemilik lahan lainnya. “Memang sulit jika harus selesai Oktober tahun ini, tapi mudah-mudahan bisa”, katanya.
Berdasarkan catatan Kompas, pembangunan fisik jalan bawah tanah ini semula ditargetkan mulai Juli 2011. Namun, tahapan proses pembebasan lahan yang panjang menyebabkan pembangunan fisik itu tertunda sampai sekarang.
Jalan bawah tanah ini memiliki panjang 450 meter, lebar 14 meter, dan kedalaman 5 meter. Jalan bawah tanah ini untuk dipakai kendaraan dari arah Nusa Dua menuju ke Jalan Sunset Road.
Kawasan Simpang Dewa Ruci ini selalu macet, karena menjadi pertemuan arus kendaraan dari arah Nusa Dua, Kuta, dan Sanur.
Pakar transportasi dari Universitas Udayana, I Gusti Putu Suparsa, mengatakan, pada jam sibuk kendaraan di kawasan itu hanya melaju kurang dari 10 kilometer (km) per jam. Padahal, kecepatan ideal di perkotaan 40 km per jam.
“Jalan bawah tanah ini akan cukup efektif mengurai kemacetan, ujar Suparsa.
iyopw 15 Sep, 2011--
Source: http://selebonline.com/transportasi-bali-pembangunan-jalan-bawah-tanah-terkendala-lahan/
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar to “Transportasi Bali Pembangunan Jalan Bawah Tanah Terkendala Lahan”