Cadangan minyak Indonesia saat ini tersisa tinggal 3,8 miliar barel. Bila diambil atau diproduksi 900 ribu barel per hari, maka dalam 12 tahun cadangan minyak Indonesia tersebut akan habis.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini kepada detikFinance, Selasa (8/11/2011).
"Tetapi sebaliknya cadangan tersebut akan bertambah panjang umurnya bila ada tambahan cadangan dari hasil eksplorasi. Jadi wajib bangsa Indonesia gegap gempita melakukan eksplorasi baik secara mandiri maupun meminta bantuan investor asing untuk turut serta," tegas Rudi.
Akan tetapi sayangnya, kondisi investasi migas di Indonesia saat ini kurang kondusif bagi investor migas besar. Ini karena banyaknya peraturan yang masih harus dibenahi.
Aturan tersebut antara lain adalah permasalahan lintas departemen, masalah izin di daerah, gangguan sosial, dan masih rancunya otonomi daerah, serta masih belum sepakatnya beberapa peraturan perpajakan.
Dikatakan Rudi, saat ini sangat sulit bagi Indonesia untuk menaikkan produksi minyak dengan berbagai masalah yang menghadang tersebut. belum lagi bisnis pengeboran dan produksi migas di Indonesia belum aman. Tingkat pencurian minyak mentah dengan modus melubangi pipa penyalur minyak masih marak terjadi.
"Bisa bertahan (produksi minyak) saja sudah baik. Maka harus dilakukan ekstra kerja keras agar segera cadangan bertambah dan produksi pulih kembali, namun tidak semudah membalikan tangan, karena kegiatan dilakukan hari ini, baru akan berdampak 3-6 tahun yang akan datang," papar Rudi.
Karena itu menurut Rudi, dalam waktu 2 sampai 3 tahun ke depan Indonesia belum bisa mendapatkan kenaikan produksi minyak yang signifikan.
Target produksi minyak Indonesia tahun ini di APBN ditargetken 945 ribu barel per hari (bph). Data terakhir, produksi minyak Indonesia baru mencapai 905 ribu bph.
(dnl/hen)
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini kepada detikFinance, Selasa (8/11/2011).
"Tetapi sebaliknya cadangan tersebut akan bertambah panjang umurnya bila ada tambahan cadangan dari hasil eksplorasi. Jadi wajib bangsa Indonesia gegap gempita melakukan eksplorasi baik secara mandiri maupun meminta bantuan investor asing untuk turut serta," tegas Rudi.
Akan tetapi sayangnya, kondisi investasi migas di Indonesia saat ini kurang kondusif bagi investor migas besar. Ini karena banyaknya peraturan yang masih harus dibenahi.
Aturan tersebut antara lain adalah permasalahan lintas departemen, masalah izin di daerah, gangguan sosial, dan masih rancunya otonomi daerah, serta masih belum sepakatnya beberapa peraturan perpajakan.
Dikatakan Rudi, saat ini sangat sulit bagi Indonesia untuk menaikkan produksi minyak dengan berbagai masalah yang menghadang tersebut. belum lagi bisnis pengeboran dan produksi migas di Indonesia belum aman. Tingkat pencurian minyak mentah dengan modus melubangi pipa penyalur minyak masih marak terjadi.
"Bisa bertahan (produksi minyak) saja sudah baik. Maka harus dilakukan ekstra kerja keras agar segera cadangan bertambah dan produksi pulih kembali, namun tidak semudah membalikan tangan, karena kegiatan dilakukan hari ini, baru akan berdampak 3-6 tahun yang akan datang," papar Rudi.
Karena itu menurut Rudi, dalam waktu 2 sampai 3 tahun ke depan Indonesia belum bisa mendapatkan kenaikan produksi minyak yang signifikan.
Target produksi minyak Indonesia tahun ini di APBN ditargetken 945 ribu barel per hari (bph). Data terakhir, produksi minyak Indonesia baru mencapai 905 ribu bph.
(dnl/hen)
--
Source: http://mietelorceplok.blogspot.com/2011/11/duh-cadangan-minyak-ri-bisa-habis-dalam.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar to “Duh! Cadangan Minyak RI Bisa Habis dalam 12 Tahun”