Sekilas melihat, truk-truk ini tampak bagai persilangan antara robot Megatron dari film Transformers dan mesin arcade, namun anda pasti tidak akan mengira jika truk kustom ini menghabiskan biaya sekitar Rp 1,4 Milliar untuk di dekorasi.
Masing-masing truk ini memiliki begitu banyak lampu, sehingga sebuah generator tambahan dipasang di bawah chassis untuk memberikan daya tambahan, dan hanya dapat diaktifkan sekitar 20 menit karena kelebihan panas.
Saking terangnya lampu dari truk-truk ini atau yang dikenal dengan Dekotora di Jepang, pihak berwajib tidak mengijinkan para supir menjalankan truk mereka dengan lampu hias sementara terpasang.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme para penggemar untuk menghadiri pertemuan para pemilik Dekotora yang memamerkan modifikasi terbaru mereka.
Gambar-gambar ini ditangkap oleh fotografer Roger Snider selama pertemuan para pemilik Dekotora yang mengumpulkan uang untuk amal guna disumbangkan kepada anak-anak Jepang.
sumber :http://www.berita.manadotoday.com/beginilah-orang-jepang-menghabiskan-rp-14-milliar-untuk-menghias-truk-mereka/12289.html
Masing-masing truk ini memiliki begitu banyak lampu, sehingga sebuah generator tambahan dipasang di bawah chassis untuk memberikan daya tambahan, dan hanya dapat diaktifkan sekitar 20 menit karena kelebihan panas.
Saking terangnya lampu dari truk-truk ini atau yang dikenal dengan Dekotora di Jepang, pihak berwajib tidak mengijinkan para supir menjalankan truk mereka dengan lampu hias sementara terpasang.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme para penggemar untuk menghadiri pertemuan para pemilik Dekotora yang memamerkan modifikasi terbaru mereka.
sumber :http://www.berita.manadotoday.com/beginilah-orang-jepang-menghabiskan-rp-14-milliar-untuk-menghias-truk-mereka/12289.html
up2det 09 Dec, 2011
--
Source: http://www.jelajah.up2det.com/2011/12/beginilah-orang-jepang-menghabiskan-rp.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar to “Beginilah Orang Jepang Menghabiskan Rp 1,4 Milliar Untuk Menghias Truk Mereka”