Header Ad Banner

ads

Minggu, 31 Juli 2011

Waspada Batuk Rejan pada Si Kecil

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Minggu, 31 Juli 2011, 14:15 WIB

Mutia Nugraheni, Lutfi Dwi Puji Astuti

VIVAnews - Si kecil mengalami batuk yang tak kunjung sembuh? Mungkin ia menderita batuk rejan atau dalam istilah medis disebut pertusis. Batuk jenis ini merupakan penyakit infeksi, yang menular melalui saluran pernapasan, disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis. Selama batuk, pasien yang terinfeksi menyebarkan bakteri melalui batuknya.

Anak-anak sangat rentan mengalami batuk rejan. Jangan pernah menganggap remeh penyakit ini, segera periksakan si kecil ke dokter dan ketahui pula gejalanya. Seperti dilansir dari laman Times of India, dokter anak dari Rumah Sakit Breach Candy, Mumbai, dr. Pankaj R. Parekh menjelaskan gejala khasnya.

Batuknya bisa berlangsung sangat lama, enam sampai delapan minggu. Awalnya, mungkin memiliki gejala mirip flu, misalnya, dingin dan demam, diikuti dengan serangan batuk yang parah dan berkepanjangan.

Kondisi ini biasanya diikuti dengan suara keras serta keinginan untuk muntah. Kondisi berat ini berlangsung selama dua sampai enam minggu, diikuti pemulihan bertahap selama satu hingga dua minggu.

Batuk rejan dapat menyebabkan pendarahan subconjunctival (perdarahan pada bagian putih mata), hernia dan pneumotoraks . Hal ini juga dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi karena penurunan kekebalan tubuh.

Berat badan juga akan terpengaruh, dan akan terlihat makin berkurang karena menurunnya nafsu makan. Pencegahan bisa dilakukan dengan menempatkan penderita dalam ruang kamar isolasi khusus selama 4 – 5 hari pertama ketika memulai terapi. Antibiotik juga harus diberikan untuk mencegah penyebaran pada anggota keluarga lainnya.

Pencegahan penyakit ini sebenarnya bisa dilakukan sejak dini dengan pemberian imuniasi DPT, yaitu mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Terutama untuk bayi baru lahir. Biasanya vaksin diberikan pada interval bulanan di tahun pertama kelahiran, dan dua dosis booster saat umur satu setengah tahun dan lima tahun.  Imunisasi ini bisa mencegah terjadinya batuk rejan.

Selain memberikan imunisasi, penuhi kebutuhan gizinya, pastikan juga kebutuhan cairannya terpenuho dan hindari faktor-faktor yang bisa memberatkan batuk seperti menangis berlebihan. Tetaplah waspada saat batuk ini menyerang si kecil dan lakukan terus pengamatan karena bisa terjadi komplikasi.

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

31 Jul, 2011


--
Source: http://kosmo.vivanews.com/news/read/237094-waspada-batuk-rejan-pada-si-kecil
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Dian 31 Jul, 2011


--
Source: http://tipsehatcantik.blogspot.com/2011/07/waspada-batuk-rejan-pada-si-kecil.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 komentar to “Waspada Batuk Rejan pada Si Kecil”

SPONSOR

STATISTIC

 

Copyright © 2009 by Bola80

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger