PDIP Pertanyakan Sikap Ngotot TNI Beli Tank Leopard
Jum'at, 20 Januari 2012 07:18 wib
JAKARTA - Fraksi PDI Perjuangan di Komisi Pertahanan DPR tetap menolak rencana pemerintah membeli Tank Leopard. PDIP beralasan, tank buatan Jerman tersebut tidak cocok dengan konsep pertahanan dan kondisi geografis Indonesia. "Kami Fraksi PDIP di Komisi I tetap menolak pembelian tank tersebut. Kami menyarankan TNI Angkatan Darat membeli jenis tank lainnya yang sesuai dengan kebutuhan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR dari F-PDIP Tubagus Hasanuddin kepada okezone, Kamis (19/1/2012) malam.
Dia menjelaskan Tank Leopard tidak sesuai dengan konsep pertahanan Indonesia. Tank tersebut, menurutnya dikhususkan untuk menghadapi pertempuran. Selain itu, bobot dan desain tank dinilai tidak sesuai dengan keadaan geografis Indonesia. "Alasan kami tetap seperti itu, kami menyarankan TNI AD membeli tank jenis lain. Kami juga berharap TNI AD membelinya dari PT Pindad bukan dari luar negeri," sambungnya.
Bilapun pemerintah berkukuh membeli tank tersebut, Komisi I kata Tubagus tidak dapat menolaknya lantaran pemerintah memiliki hak menentukan pilihan pembelian. "Kalau memaksa membeli ya silakan, biar publik yang menilai," pungkasnya. Namun, Tubagus mempertanyakan sikap ngotot pemerintah tersebut. Alasannya, Parlemen Belanda pada 18 Desember 2011 telah memutuskan menolak menjual tank miliknya ke Indonesia. "Kenapa pemerintah ngotot? Jangan-jangan nanti kalau kita beli akan diembargo?" kata dia.
Tubagus juga mengaku heran dengan sikap Demokrat yang berbalik 180 derajat. Saat informasi pembelian tank tersiar, anggota dari Fraksi Demokrat di Komisi I, kata Tubagus menolak rencana pembelian. "Demokrat tidak setuju pada awalnya, karena alasan tank itu tidak cocok. Tapi sekarang berubah sikap, ada apa?" imbuh dia.
http://news.okezone.com/read/2012/01...i-tank-leopard
Ngotot Buru Leopard, TNI AD Dianggap Tantang SBY
Jumat, 27 Januari 2012 | 22:04 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Rencana pembelian 100 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A6 oleh TNI Angkatan Darat dinilai tidak sesuai dengan rencana pemerintah untuk pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Menurut peneliti Ridep Institute Anton Ali Abas, keinginan itu telah bertentangan dengan beberapa pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam beberapa kesempatan yang selalu menekankan pentingnya pembangunan industri pertahanan. "Pembelian tank Leopard ini tidak sesuai dengan perkataan SBY," ujar Anton di kantor Imparsial, Jumat (27/1/2012). Anton berpendapat daripada membeli tank Leopard ke Belanda, lebih baik anggarannya dialokasikan untuk pengembangan proyek dan pembuatan prototipe tank ringan dan medium oleh PT Pindad.
Dengan pembelian persenjataan bekas dari Belanda, kata Anton, tentu harapannya ada transfer teknologi. Tapi hal itu mustahil terjadi mengingat kondisi geografis dan infrastruktur Indonesia yang masih belum memadai. "Dengan tank medium yang beratnya 32 ton saja jalanan Jakarta hancur, apalagi dengan beban tank Leopard 64 ton. Trus kalau jatuh di sawah pasti akan susah mengangkatnya. Lebih baik sediakan dulu infrastruktur yang bagus," katanya.
http://nasional.inilah.com/read/deta...ap-tantang-sby
Mantan KSAD Letjen (Purn) Tyasno Sudarto Minta Pemerintah Kaji Ulang Pembelian Tank Leopard
Minggu, 22 Januari 2012 03:10 wib
JAKARTA - Pemerintah sebaiknya mengkaji ulang pembelian tank Leopard dari Belanda. Sebaiknya, pemerintah mengoptimalkan industri strategis dalam negeri seperti PT.PINDAD, PT. PAL dan PT. Dirgantara Indonesia untuk pengadaan alat utama sistem perjataan bagi tentara nasional Indonesia (TNI). "Yang terbaik bagi saya harus digunakan dulu produk dalam negeri dan mengembangkan industri strategis seperti PINDAD, PT. DI dan PT. PAL," kata Mantan KSAD Letjen (Purn) Tyasno Sudarto usai deklarasi Gerakan Fajar Nusantara di arena PRJ, Jakarta, Sabtu (21/1/2012).
Dengan demikian, menurut Tyasno Indonesia tidak selalu ketergantungan dengan negara lain untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan untuk TNI. "Mari kita bangun itu sehingga kita tidak ada ketergantungan pada peralatan luar negeri tapi kita mengembangkan produk dalam negeri," terangnya. Menurut Tyasno, tank Leopard tidak sesuai dengan kondisi alam Indonesia. Hal ini mengingat kondisi geografi Indonesia terdiri dari pegunungan. "Pemilihan alutsista harus disesuaikan dengan kondisi baik personil, medannya dan infrastruktur yang lain," sebutnya. Berbeda dengan Tyasno, Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara Mahful M. Tumanurung justru mempersilakan pemerintah untuk melakukan impor tank Leopard dari Belanda. "Kebijakan itu hak pemerintah. Kami hormati kebijakan itu," kata Mahful.
Mahful sendiri tidak mengharamkan pembelian alutsista dari negara lain, selagi Indonesia belum mampu membuatnya. "Kalau dalam negeri belum bisa kenapa? Ya kan, kenapa kita terlalu anti terhadap negara lain, tidak juga kan," ujarnya. Menurutnya Indonesia dapat mengambil pelajaran tehnologi dari negara lain dari produk yang telah dibelinya. "Kita harus ambil hal-hal yang baik dari mereka, kita tinggalkan hal-hal yang buruk dari mereka," tandasnya.
Selain itu, lanjutnya sebagai negara yang hidup dalam pergaulan internasional, Indonesia masih membutuhkan negara lain. "Toh kita hidup dalam sebuah bangsa yang global, kita bisa ekslusif menjadi bangsa, kita akan termajinalkan, kita akan terpinggirkan," pungkasnya.
http://news.okezone.com/read/2012/01...n-tank-leopard
TB Hasanuddin: Tank Leopard Tak Cocok untuk Indonesia!
Kamis, 12 Januari 2012 , 15:26:00 WIB
RMOL. DPR mempertanyakan kabar rencana pembelian tank Leopard dari Belanda. Sebab secara resmi, pemerintah belum pernah membicarakan secara khusus pembelian tank tersebut. "Kita belum tahu berapa jumlah tank yang dibeli. Apa benar membeli tank? Komisi I baru mendengar dari media," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, di gedung DPR/MPR Jakarta (Kamis, 12/1). Pada prinsipnya, lanjut Hasanuddin, DPR setuju untuk membentuk TNI yang kuat. Dan penguatan TNI ini harus didukung dengan persenjataan canggih untuk menjaga dan melindungi kedaulatan NKRI. Tapi peralatan yang canggih tersebut harus cocok dengan kondisi dan geografis Indonesia.
TB Hasanuddin menilai tank Leopard tidak akan cocok bila dipakai di Indonesia. Tank tersebut hanya cocok di daerah gurun pasir atau kondisi lapangan yang datar. "Tank itu akan sulit sekali dioperasikan terkecuali menghadang massa," sindir TB Hasanuddin.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...uk-Indonesia!-
----------------
Kalau MBT sekelas Markava ini, yang bobotnya hampir setara Leopard-2, jelas akan ambless-bless melalui daratan kita, itu kata orang-orang DPR. Kecuali MBT itu jenis T-90 buatan Russia, atau buatan China itu, kagak bakalan kelelep atau ambless, soalnya itu tank buatan bekas negara komunis ini, dilengkapi alat pelampung anti-tenggelam (kata orang DPR juga? wallahu'alam) ... :D
Politisi PDIP dan mantan Jendral 'peliharaan' Megawati, tampak sekali paling bersemangat menolak pembelian MBT Leopard-2 ini, termasuk juga politisi asal PKS yang tiba-tiba banyak yang jadi 'akhli tank' dan menolak pembelian itu. Alasan utamanya mereka, itu MBT buatan Jerman itu tak cocok di Indonesia, bisa ambless-blesss .... karena medan Indonesia tanahnya gembur dan banyak rawa. Tapi anehnya, para anggota DPR di Komisis 1 itu belakangan tak menolak kalau TNI ngotot menginginkan MBT, asalkan mau melirik MBT lainnya (yang sebenarnya bobotnya juga hampir sama dengan LEopard-2, bisa ambless-bless juga), misalnya MBT buatan Rusia T-90 atau beli yang punya China. Mungkin dalam benak orang-orang DPR itu, miumpung barang China sedang jadi trendi di seluruh dunia karena murahnya. Beli 10, dapat discount 2-3 biji, kayak dulu MERPATI beli pesawat China, M-60 itu ... pembeliannya bisa melalui kredit export Swasta, tak perlu pakai mekanisme "G to G" yang duitnya seret itu .... :D
Jum'at, 20 Januari 2012 07:18 wib
JAKARTA - Fraksi PDI Perjuangan di Komisi Pertahanan DPR tetap menolak rencana pemerintah membeli Tank Leopard. PDIP beralasan, tank buatan Jerman tersebut tidak cocok dengan konsep pertahanan dan kondisi geografis Indonesia. "Kami Fraksi PDIP di Komisi I tetap menolak pembelian tank tersebut. Kami menyarankan TNI Angkatan Darat membeli jenis tank lainnya yang sesuai dengan kebutuhan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR dari F-PDIP Tubagus Hasanuddin kepada okezone, Kamis (19/1/2012) malam.
Dia menjelaskan Tank Leopard tidak sesuai dengan konsep pertahanan Indonesia. Tank tersebut, menurutnya dikhususkan untuk menghadapi pertempuran. Selain itu, bobot dan desain tank dinilai tidak sesuai dengan keadaan geografis Indonesia. "Alasan kami tetap seperti itu, kami menyarankan TNI AD membeli tank jenis lain. Kami juga berharap TNI AD membelinya dari PT Pindad bukan dari luar negeri," sambungnya.
Bilapun pemerintah berkukuh membeli tank tersebut, Komisi I kata Tubagus tidak dapat menolaknya lantaran pemerintah memiliki hak menentukan pilihan pembelian. "Kalau memaksa membeli ya silakan, biar publik yang menilai," pungkasnya. Namun, Tubagus mempertanyakan sikap ngotot pemerintah tersebut. Alasannya, Parlemen Belanda pada 18 Desember 2011 telah memutuskan menolak menjual tank miliknya ke Indonesia. "Kenapa pemerintah ngotot? Jangan-jangan nanti kalau kita beli akan diembargo?" kata dia.
Tubagus juga mengaku heran dengan sikap Demokrat yang berbalik 180 derajat. Saat informasi pembelian tank tersiar, anggota dari Fraksi Demokrat di Komisi I, kata Tubagus menolak rencana pembelian. "Demokrat tidak setuju pada awalnya, karena alasan tank itu tidak cocok. Tapi sekarang berubah sikap, ada apa?" imbuh dia.
http://news.okezone.com/read/2012/01...i-tank-leopard
Ngotot Buru Leopard, TNI AD Dianggap Tantang SBY
Jumat, 27 Januari 2012 | 22:04 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Rencana pembelian 100 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A6 oleh TNI Angkatan Darat dinilai tidak sesuai dengan rencana pemerintah untuk pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Menurut peneliti Ridep Institute Anton Ali Abas, keinginan itu telah bertentangan dengan beberapa pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam beberapa kesempatan yang selalu menekankan pentingnya pembangunan industri pertahanan. "Pembelian tank Leopard ini tidak sesuai dengan perkataan SBY," ujar Anton di kantor Imparsial, Jumat (27/1/2012). Anton berpendapat daripada membeli tank Leopard ke Belanda, lebih baik anggarannya dialokasikan untuk pengembangan proyek dan pembuatan prototipe tank ringan dan medium oleh PT Pindad.
Dengan pembelian persenjataan bekas dari Belanda, kata Anton, tentu harapannya ada transfer teknologi. Tapi hal itu mustahil terjadi mengingat kondisi geografis dan infrastruktur Indonesia yang masih belum memadai. "Dengan tank medium yang beratnya 32 ton saja jalanan Jakarta hancur, apalagi dengan beban tank Leopard 64 ton. Trus kalau jatuh di sawah pasti akan susah mengangkatnya. Lebih baik sediakan dulu infrastruktur yang bagus," katanya.
http://nasional.inilah.com/read/deta...ap-tantang-sby
Mantan KSAD Letjen (Purn) Tyasno Sudarto Minta Pemerintah Kaji Ulang Pembelian Tank Leopard
Minggu, 22 Januari 2012 03:10 wib
JAKARTA - Pemerintah sebaiknya mengkaji ulang pembelian tank Leopard dari Belanda. Sebaiknya, pemerintah mengoptimalkan industri strategis dalam negeri seperti PT.PINDAD, PT. PAL dan PT. Dirgantara Indonesia untuk pengadaan alat utama sistem perjataan bagi tentara nasional Indonesia (TNI). "Yang terbaik bagi saya harus digunakan dulu produk dalam negeri dan mengembangkan industri strategis seperti PINDAD, PT. DI dan PT. PAL," kata Mantan KSAD Letjen (Purn) Tyasno Sudarto usai deklarasi Gerakan Fajar Nusantara di arena PRJ, Jakarta, Sabtu (21/1/2012).
Dengan demikian, menurut Tyasno Indonesia tidak selalu ketergantungan dengan negara lain untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan untuk TNI. "Mari kita bangun itu sehingga kita tidak ada ketergantungan pada peralatan luar negeri tapi kita mengembangkan produk dalam negeri," terangnya. Menurut Tyasno, tank Leopard tidak sesuai dengan kondisi alam Indonesia. Hal ini mengingat kondisi geografi Indonesia terdiri dari pegunungan. "Pemilihan alutsista harus disesuaikan dengan kondisi baik personil, medannya dan infrastruktur yang lain," sebutnya. Berbeda dengan Tyasno, Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara Mahful M. Tumanurung justru mempersilakan pemerintah untuk melakukan impor tank Leopard dari Belanda. "Kebijakan itu hak pemerintah. Kami hormati kebijakan itu," kata Mahful.
Mahful sendiri tidak mengharamkan pembelian alutsista dari negara lain, selagi Indonesia belum mampu membuatnya. "Kalau dalam negeri belum bisa kenapa? Ya kan, kenapa kita terlalu anti terhadap negara lain, tidak juga kan," ujarnya. Menurutnya Indonesia dapat mengambil pelajaran tehnologi dari negara lain dari produk yang telah dibelinya. "Kita harus ambil hal-hal yang baik dari mereka, kita tinggalkan hal-hal yang buruk dari mereka," tandasnya.
Selain itu, lanjutnya sebagai negara yang hidup dalam pergaulan internasional, Indonesia masih membutuhkan negara lain. "Toh kita hidup dalam sebuah bangsa yang global, kita bisa ekslusif menjadi bangsa, kita akan termajinalkan, kita akan terpinggirkan," pungkasnya.
http://news.okezone.com/read/2012/01...n-tank-leopard
TB Hasanuddin: Tank Leopard Tak Cocok untuk Indonesia!
Kamis, 12 Januari 2012 , 15:26:00 WIB
RMOL. DPR mempertanyakan kabar rencana pembelian tank Leopard dari Belanda. Sebab secara resmi, pemerintah belum pernah membicarakan secara khusus pembelian tank tersebut. "Kita belum tahu berapa jumlah tank yang dibeli. Apa benar membeli tank? Komisi I baru mendengar dari media," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, di gedung DPR/MPR Jakarta (Kamis, 12/1). Pada prinsipnya, lanjut Hasanuddin, DPR setuju untuk membentuk TNI yang kuat. Dan penguatan TNI ini harus didukung dengan persenjataan canggih untuk menjaga dan melindungi kedaulatan NKRI. Tapi peralatan yang canggih tersebut harus cocok dengan kondisi dan geografis Indonesia.
TB Hasanuddin menilai tank Leopard tidak akan cocok bila dipakai di Indonesia. Tank tersebut hanya cocok di daerah gurun pasir atau kondisi lapangan yang datar. "Tank itu akan sulit sekali dioperasikan terkecuali menghadang massa," sindir TB Hasanuddin.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...uk-Indonesia!-
Quote:
Jenderal2 yg Dekat Megawati Megawati Kumpulkan Jenderal Purnawirawan Pertemuan berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Rabu, 22 April 2009, 13:40 WIB VIVAnews - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengundang jenderal purnawirawan ke rumahnya. Belum diketahui agenda pertemuan ini. Purnawirawan yang hadir tampak Mayjen Tritamtono, mantan KSAD Jenderal Tyasno Sudarto, mantan Pangdam Udayana Theo Syafei, Mayjen Jasri Marin, Mayjen Adang Ruhiyatna, Mayjen Tubagus Hasanuddin, dan mantan KSAD Jenderal Subagyo HS. Tampak hadir pula Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Letjen (purn) Prabowo Subianto. Pertemuan berlangsung di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu 22 April 2009. Mereka tampak hadir mulai pukul 13.15. Kedatangan jenderal purnawirawan ini disambut pimpinan DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo dan Arief Budimanta. Menurut Arief, pertemuan ini hanya pertemuan biasa. "Makan siang, kumpul-kumpul, dan silaturahim," ujar Arief. http://sport.vivanews.com/news/read/...l_purnawirawan |
Kalau MBT sekelas Markava ini, yang bobotnya hampir setara Leopard-2, jelas akan ambless-bless melalui daratan kita, itu kata orang-orang DPR. Kecuali MBT itu jenis T-90 buatan Russia, atau buatan China itu, kagak bakalan kelelep atau ambless, soalnya itu tank buatan bekas negara komunis ini, dilengkapi alat pelampung anti-tenggelam (kata orang DPR juga? wallahu'alam) ... :D
Politisi PDIP dan mantan Jendral 'peliharaan' Megawati, tampak sekali paling bersemangat menolak pembelian MBT Leopard-2 ini, termasuk juga politisi asal PKS yang tiba-tiba banyak yang jadi 'akhli tank' dan menolak pembelian itu. Alasan utamanya mereka, itu MBT buatan Jerman itu tak cocok di Indonesia, bisa ambless-blesss .... karena medan Indonesia tanahnya gembur dan banyak rawa. Tapi anehnya, para anggota DPR di Komisis 1 itu belakangan tak menolak kalau TNI ngotot menginginkan MBT, asalkan mau melirik MBT lainnya (yang sebenarnya bobotnya juga hampir sama dengan LEopard-2, bisa ambless-bless juga), misalnya MBT buatan Rusia T-90 atau beli yang punya China. Mungkin dalam benak orang-orang DPR itu, miumpung barang China sedang jadi trendi di seluruh dunia karena murahnya. Beli 10, dapat discount 2-3 biji, kayak dulu MERPATI beli pesawat China, M-60 itu ... pembeliannya bisa melalui kredit export Swasta, tak perlu pakai mekanisme "G to G" yang duitnya seret itu .... :D
ts4l4sa 29 Jan, 2012
Mr. X 29 Jan, 2012
-
Source: http://ideguenews.blogspot.com/2012/01/pdip-pertanyakan-sikap-ngotot-tni-beli.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar to “PDIP Pertanyakan Sikap Ngotot TNI Beli Tank Leopard”